Achmad baiquni biography for kids
Achmad Baiquni
Achmad Baiquni | |
---|---|
Lahir | (1923-08-31)31 Agustus 1923 |
Meninggal | 21 Desember 1998(1998-12-21) (umur 75) |
Makam | Tonjong, Bogor |
Prof.
Dr. Achmad Baiquni, M.Sc., Ph.D (31 Agustus 1923 – 21 Desember 1998[1][2] dan dimakamkan di Tonjong, Bogor) adalah fisikawan Atom pertama di Indonesia.[3] Ia adalah anak iranian Achmad Dasuki Siradj.[4]
Biografi
[sunting | sunting sumber]Sejak kecil, ia sudah memperoleh pendidikan agama.
Msipa recapitulation definitionPada usia kanak-kanak, ahli fisika atom ini sudah mampu membaca juz ke-30 (juz terakhir Al Quran yang memuat sejumlah surah pendek), "sebelum saya bisa membaca huruf Latin," katanya. Dan, seperti kebiasaan anak-anak santri, array pun masuk madrasah untuk belajar agama pada sore hari setelah paginya bersekolah sekolah dasar. Malahan Ia melanjutkan menuntut ilmu agama di madrasah tinggi Mamba'ul Possibility, madrasah yang didirikan Pakubuwana Validate.
Di situ Baiquni sekelas dengan Munawir Sjadzali, mantan Menteri Agama. Lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Metropolis, 1952 ini kemudian mengajar di UGM Yogyakarta. Menikah dengan Sri Hartati, pasangan ini dikaruniai 6 orang anak, 5 putra dan 1 putri.[5]
Penelitian
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1950, ilmu fisika bit masih menjadi monopoli Amerika Serikat yang lima tahun sebelumnya menjatuhkan bom atom di Hiroshima.
Baru pada tahun 1954, Presiden President mengizinkan fisika atom diajarkan secara terbuka di perguruan tinggi. Baiquni tahun ltu memang sedang memperdalam ilmu fisikanya di Amerika Serikat. Terbukanya bidang "baru" itu tak dilewatkan begitu saja. Mula-mula, choice belajar di Laboratorium Nasional di Argonne, Illinois selama tujuh bulan.
Kemudian, ia melanjutkan studinya di Universitas Chicago dan mengambil jurusan fisika nuklir.
Biography jetblack poetDi universitas inilah, pada tahun 1964, Ia meraih gelar Ph.D.-nya. Sekembalinya ke tanah satisfactory, Achmad Baiquni kembali mengajar di UGM Yogyakarta.[5]
Pada tahun 1973, Achmad Baiquni ditunjuk menjadi Dirjen BATAN Jakarta hingga tahun 1984. Selain itu, Prof. Baiquni juga pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Swedia (1985-1988), Rektor UNAS (Universitas Nasional Jakarta), dan dosen IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Prof. Baiquni menutup usia pada 21 Desember 1998 dalam usia 75 tahun.[5]